Tips Pola Asuh Generasi Alfa Saat Pandemik, Cermati Penggunaan Gawai

 



Generasi Alfa ialah mereka yang lahir pada tahun 2010-2025. Beberapa anak ini biasanya lahir dari generasi millennials serta diketahui bertambah pintar dari beberapa perintisnya. Ini berlangsung sebab mereka lahir serta besar ditengah-tengah pesatnya perubahan tehnologi.


Walau demikian, mengasuh anak yang demikian pintar ini pasti tidak gampang. Ditambah lagi sekarang kita ada di waktu epidemik yang menekan orang-orang untuk menyesuaikan.


Karena itu, dalam session 'Bicara mengenai Skema Asuh Alpha Generation' Popmama Academy 2020, psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi., MHPEd menerangkan panduan skema asuh anak generasi alfa di waktu epidemik. Yuk, kita melihat!


Hidup sehat jadi point penting di waktu epidemik ini. Saat ketahanan badan kita kuat, karena itu kita juga bertambah terlepas dari semua virus dan kuman yang menjadi penyakit. Oleh karenanya, sangat penting buat orang-tua untuk mengajari anak pola hidup sehat.


"Dengan dunia yang menjadi cepat maju, mereka dari kecil harus juga di ajarkan mempertahankan kesehatan. Makan sehat, hidup bersih, serta khususnya banyak minum," tutur Rosdiana dalam virtual conference Popmama Parenting Academy (29/9).


Dia mengutamakan minum sebab dia lihat beberapa orang seringkali lupa untuk minum cukup tiap hari. Walau sebenarnya, minimnya air pada tubuh dapat membuat badan loyo serta konsentrasi pecah.


Rosdiana menjelaskan jika beberapa anak generasi alfa biasanya pintar. Walau demikian, bukan bermakna mereka tidak perlu belajar. Malah, ditengah-tengah dunia yang makin cepat beralih, mereka perlu untuk selalu belajar.


"Kita tidak tahu di hari esok kelak, akan ada perkembangan ditambah lagi yang berlangsung. Karena itu untuk orang-tua, rintangannya ialah bagaimana kita dapat mendidik secara baik beberapa anak yang bisa menjadi warga dunia ini," tutur Rosdiana.


Bonus Fantastis Pada Permainan Judi Slot Online Beliau memberikan tambahan jika belajar harus dibikin membahagiakan. Janganlah sampai anak malas belajar sebab langkah belajarnya tidak mengundang perhatian mereka!


Untuk anak yang lahir di tengah pesatnya perubahan tehnologi, generasi alfa seolah susah dipisah dengan handphone. Banyak orang-tua yang cemas akan pemakaian handphone pada anak mereka.


"Kita harus memperbedakan di antara anak belajar atau main sebab yang tidak bisa lama itu ialah tonton atau main game," papar Rosdiana.


Menurut dia, anak yang seringkali lihat monitor bergerak seperti waktu melihat atau main game memang rawan hilang konsentrasi. Oleh karenanya, seharusnya anak dibatasi cuman bisa main atau tonton 1-2 jam /hari.


Lantas jika untuk belajar, memang waktu lihat monitor tidak dapat ditata sesenang hati. Walau demikian, ada trick spesifik yang dapat anak kerjakan agar mata tidak jemu terus di muka monitor.


"Jika sedang belajar, tiap 20 menit ia melihat computer, ia harus 2 menit melihat jauh ke depan agar matanya istirahat," sambungnya.


Rosdiana mengatakan permasalahan penting anak generasi alfa ialah kurang gerak. Khususnya di waktu epidemik ini, anak semakin banyak habiskan waktu di dalam rumah saja. Akhirnya, beberapa dari mereka yang malas bergerak.


"Kita harus lakukan beberapa anak sebelum sekolah bergerak dahulu, minum air, baru duduk di muka monitor untuk belajar. Jika ada break, dapat gerak-gerak lagi," katanya.


Menurut dia, badan yang tetap diam serta duduk justru membuat konsentrasi menyusut. Oleh karenanya, anak perlu terlatih bergerak untuk merangsang otak mereka.


Panduan seterusnya benar-benar penting untuk skema asuh anak generasi alfa. Berilah contoh yang baik pada anak!


Jika ingin anak hidup sehat, karena itu orang-tua harus juga hidup sehat. Jika ingin anak tidak seringkali pegang handphone, orang-tua tidak bisa seringkali pegang handphone.


"Beberapa anak itu mengikuti dari orangtuanya. Jadi, tidak perlu diajarin ini itu. Kita saja yang kerjakan kelak mereka niru sendiri," tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Becoming Guy

including espionage, financial theft, and other cross-border crimes.

But I find most parents and guardians aren’t aware that this crisis includes eating disorders